Who could carry the torch?

When a great founder of a church, ministry passed, there usually is no good replacement, not to mention better ones. In fact, most of these churches would start selling recordings of that said founder. To survive? To matter? I don't know. I just hope this is not the case for Stephen Tong. R.C. Sproul's now packages his sermons here and there, searching for new ideas for funding. Tim Keller's (though not passed yet) likewise doing similar thing. This is just sad. I believe Tong knew this, which was why he labored in prayer to find new generation of greats. From David Tong on FB:

Diskusi saya (DT) dan ayah saya (ST) suatu hari di mobil beberapa tahun lalu.

Latar Belakang:

1. DT: salah satu major undergraduate DT adalah Computer Science, PhD di Fisika, PhD (cand.) di Teologi/Apologetika, cukup mengetahui mengenai cloud computing, distributed storage, bacup/disaster recovery, dll.

2. ST: tidak terlalu mengerti teknologi.

DT: "Pa, sebenarnya aset terbesar gerakan/gereja ini bukan tanah/gedung yang kita miliki."

ST: (diam.)

DT: "Aset terbesar kita adalah kelimpahan Firman Tuhan. Dari Firman Tuhan tersebut baru Tuhan memberikan tanah/gedung."

ST: (diam.)

DT: "Kita perlu memikirkan bagaimana memelihara Firman Tuhan yang sudah pernah papa kotbahkan selama ini. Mayoritas masih dalam bentuk analog/magnetic tape."

ST: (diam.)

DT: " Semua ini perlu di-digitalisasi. Dan setelah di-digitalisasi, perlu dipikirkan backup/disaster recovery. Tidak bisa hanya disimpan di satu ruangan, karena kalau terjadi gempa/kebakaran, maka semua yang disimpan di sana bisa hilang/rusak."

ST: (diam.)

DT: "Perlu juga memikirkan backup di ruangan yang berbeda bahkan idealnya di lokasi yang berbeda secara geografis."

ST: (diam.)

DT: "Saya perkirakan data bisa mencapai beberapa peta byte (PB), apalagi belakangan ini sudah merekam dengan 4K video. Dan ini hanya di Jakarta, belum kotbah papa di STEMI luar negeri."

ST: (diam.)

DT: "Ada cara yang murah untuk bisa mendapatkan redundacy data, dengan distributed storage, dlsb. Tapi perlu memikirkan harus investasi memelihara Firman Tuhan ini."

ST: "Mengapa kamu cuma memikirkan bagaiman memelihara kotbah saya. Mengapa tidak doakan saja minta supaya Tuhan lebih banyak membangkitkan pengkotbah muda sehingga Firman Tuhan yang baik terus akan ada di sepanjang zaman."

DT: (diam.)

Ya saya kira-kira mengerti apa yang ada di hati ayah saya. Kiranya Tuhan terus bekerja melalui generasi muda.

This entry was posted in Theologization. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.